Selamat Datang, Selamat Belajar, Semoga Bermanfaat!

Tuesday, February 4, 2014

Posted by nivo's blog On 10:55 PM


DEFINISI DAN LATAR BELAKANG GAMBAR DIAM
Sebuah visual adalah apa yang dirasakan melalui mata. Sebuah gambar diam adalah jenis visual, lebih khusus, gambar diam adalah gambar, lukisan, potret, atau foto (Funk & Wagnall, 1968). Tujuan utama dari gambar diam dalam pendidikan adalah untuk berkomunikasi. Artinya, biasanya gambar diam digunakan untuk memberikan informasi secara visual, dan seringkali untuk memperkuat informasi verbal. Sebuah gambar terdiri dari elemen desain. Elemen desain yang membentuk gambar meliputi garis, bentuk, tekstur, ruang, dan warna.

Prinsip-prinsip desain memberikan struktur organisasi di mana untuk menciptakan visualisasi yang komunikatif, mereka memberikan panduan untuk mendisain elemen (Nelson, 1984). Prinsip-prinsip ini didasarkan pada teori komunikasi dan meliputi:
Keseimbangan mengacu pada berat elemen desain pada sebuah halaman. Artinya, elemen desain disusun pada halaman sedemikian rupa sehingga jika halaman dipotong setengah, kedua sisi halaman akan dianggap sama. Dalam keseimbangan simetris kedua sisi halaman berisi jumlah yang sama dari elemen yang merupakan ukuran yang sama. Dalam keseimbangan asimetris unsur-unsur dari kedua sisi halaman tidak sama, namun, elemen ditempatkan pada halaman sedemikian rupa untuk menciptakan keseimbangan.
       Kesatuan menunjukkan menciptakan hubungan antara unsur-unsur visual. Hal ini harus dilakukan agar semua elemen desain dianggap berfungsi bersama-sama. Penekanan menyimpulkan bahwa konsep yang paling penting yang harus dikomunikasikan ditempatkan sedemikian rupa sehingga dipandang sebagai pusat perhatian dan perhatian. (Kemp & Dayton, 1985)
Ilustrasi dapat didefinisikan sebagai gambar, diagram, atau peta, digunakan untuk menjelaskan ide atau konsep. Tujuan dari gambar, dan ilustrasi, dalam pendidikan adalah untuk berkomunikasi dalam rangka memfasilitasi pembelajaran. Ilustrasi visual yang dapat mewakili berbagai tingkat realitas. gambar diam dapat didefinisikan oleh tingkat realitas yang mereka wakili.

GAMBAR DIAM DIBANDINGKAN DENGAN BENTUK MEDIA LAIN
Beberapa studi telah dilaporkan dalam literature telah diuji tingkat efektifitasnya media gambar diam terhadap media lainnya. Studi yang dilakukan dibangun atas variasi dari kondisi pembelajaran dan tujuan instruksionalnya.
Wilkinson (1980) menyebutkan penelitian Kelly pada tahun 1961 yang menguji penggunaan filmstrip untuk mengajarkan membaca. Ia membandingkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimental yang belajar dengan menggunakan filmstrip dan kelompok terkontrol yang belajar dengan menggunakan metode tradisional. Dari pengujian ini, Kelly menemukan bahwa ketika diuji dengan tes membaca, kelompok eksperimental tidak lebih baik dalam pengenalan kata dan membaca kalimat daripada kelompok yang terkontrol.
Chance (1960) membandingkan penggunaan transparansi yang digabungkan dengan dosen dan format pelajaran yang berbentuk diskusi dikelas geometri dengan yang hanya menggunakan dosen dan format diskusi saja. Ia menemukan kelompok yang menggunakan transparansi tidak lebih baik dalam ujian akhir daripada kelompok yang menggunakan dosen dan format diskusi. Chance juga menemukan bahwa penggunaan transparansi hanya menghemat waktu selama 15 menit dalam setiap pelajaran.
Pada tahun 1960an sebuah pendekatan baru mempengaruhi perkembangan dari belajar mandiri. Para peneliti berusaha keras untuk menemukan metodeuntuk mengembangkan bahan ajar yang fleksibel dan dapat disajikan dengan berbagai macam cara. Para peneliti berpendapat bahwa perlu ditemukannya sebuah media yang paling efektif untuk menyampaikan konsep yang spesifik dalam kondisi apapun (Lumsdaine, 1962).
Selanjutnya Wells dan lainnya (1973) melakukan penelitian untuk menguji pengaruh dari berbagai media visual dalam mengajarkan konsep visual yang berbeda-beda. Wells menemukan bahwa gambar bergerak atau film lebih baik daripada foto yang berkelanjutan dan slide dalam menyampaikan konsep waktu. Ia menyimpulkan bahwa konsep visual dari waktu dapat disampaikan dengan baik oleh media yang memperbolehkan penonton untuk merasakan presentasi yang berkelanjutan. Hasil penelitian juga menyimpulkan bahwa film lebih efektif untuk menyampaikan konsep yang mengandung gerakan. Slide lebih baik dalam menyampaikan gerakan daripada gambar diam. Terakhir, penelitian ini juga mengindikasikan bahwa foto berkelanjutan dan slide terlihat lebih efektif daripada film dalam menyampaikan konsep yang mengandung ruang.
Pada tahun 1966, Otto melakukan studi tindak lanjut untuk menguji perbedaan respon siswa terhadap informasi yang disampaikan dengan menggunakan gambar hitam putih dan gambaran verbal dari gambar. Otto menemukan bahwa penyampaian kembali secara verbal lebih menimbulkan respon sensoris daripada yang gambar hitam putih lakukan pada informasi yang sama



Referensi
Ann D. Thompson, Michael R. Simonson, Constance P. Hargave (1992) A Review Of The Research Revised Edition, Washington DC: AECT.

0 comments:

Post a Comment