Dari semua media pembelajaran, penelitian terkini tentang instruksi audio adalah yang paling luas (Wilkinson, 1980). Mayoritas studi yang dilakukan pada instruksi audio dilakukan selama tahun 1930-an dan 1940-an ketika radio adalah yang paling umum berupa instruksi audio yang tersedia (Jamison & McAnany, 1978). Radio, adalah elektronik tertua, mulai perannya radio sebagai instruksi pembelajaran pada tahun 1919 dengan berdirinya 9XM stasiun di Universitas Wisconsin (Sandler, 1967). Dalam upaya untuk menguji keunggulan pendidikan yang unik dari radio, Woelfel dan Tyler (1945) menemukan bahwa "seperti media lainnya, dalam keadaan tertentu radio bisa dan tidak membantu dalam banyak pencapaian tujuan yang berbeda". Bagian ini akan meninjau studi penelitian tentang penggunaan audio sebagai media pembelajaran yang berdiri sendiri, audio dalam hubungannya dengan media lain, dan efek dari kompresi suara pada pembelajaran. Rekomendasi dari penelitian untuk produksi yang efektif dan penggunaan audio dalam pembelajaran juga akan dimasukkan.
Banyak penelitian yang
telah dilakukan tentang media
pembelajaran audio hanya bersifat perbandingan, yang artinya peneliti hanya
meneliti tentang sejauh mana perbandingan pemanfaatan media pembelajaran audio
dengan media-media yang lain. Sebagai contoh pada tahun 1945 Woelfel &
Tyler tentang kajian mereka yaitu keberadaan media pembelajaran audio di sekolah,
mereka mengutip dari penelitian Cohen (1937) yang juga berkaitan tentang media
pembelajaran audio, hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa tak ada
perbedaan yang signifikan antara pengguna media audio sebagai media
pembelajaran dengan siswa yang tak menggunakan media tersebut alias hanya
membaca saja. Perbedaan signifikan yang ditemukan dalam penelitian ini hanyalah
bahwa para siswa pengguna pembelajaran audio tidak sama baiknya dengan yang
tidak mengunakannya, hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa media audio atau
ang dimaksud dalam hal ini adalah radio dapat
digunakan sebagai media pembelajaran.
Selain itu, Woelfel & Tyler juga meninjau kembali beberapa penelitian lain yang telah dilakukan berkenaan
dengan perbandingan efektivitas penggunaan media audio (radio) dengan
pembelajaran menggunakan metode konvensional. Hasilnya pun sama seperti yang
telah dibahas di atas bahwa tak ada perbedaan yang signifikan dalam pencapaian
hasil belajar jika dilihat dari perbandingan pemanfaatan media pembelajaran
yang digunakan. Ini berarti penyampaian pembelajaran melalui radio atau media
lain merupakan bukan suatu variable yang mempengaruhi siswa.
Selain penelitian-penelitian
yang telah dilakukan di atas masih banyak lagi penelitian yang telah dilakukan
terkait dengan pemanfaatan media audio sebagai media pembelajaran, baik
penelitian itu untuk menguji sejauh mana ke efektifitasan media tersebut maupun
perbandingannya dengan media-media lainnya.
(Wilkinson, 1980) dan (Popham, 1961) pun pernah meneliti masalah yang
sama dan merekapun menyimpulkan sebuah kesimpulan yang tak jauh berbeda dengan
penelitian-penelitian sebelumnya, tidak ada perbedaan yang sangat signifikan
dalam hasil belajar siswa, Popham menyebutkan baik atau tidaknya penggunaan media audio tergantung dari isi materi
dan tujuan pembelajaran itu sendiri, jadi belum tentu pemakaian media audio
tepat untuk segala kegiatan pembelajaran. Hasil belajar tak hanya dapat
ditentukan dari sekedar penggunaan media saja, banyak factor-faktor lain yang
juga ikut berperan dalam hasil belajar seorang siswa seperti motivasi belajar
siswa itu sendri maupun metode pembelajaran yang digunakan.
Sebagai contoh, Lorge (1963)
menyimpulkan bahwa pemanfaatan laboratorium bahasa yang menggunakan media audio
berupa kaset dalam pembelajaran bahasa asing sangatlah penting. Dia
membandingkan antara 2 kelompok murid yang mempelajari bahasa asing, dimana 1
kelompok murid tersebut merupakan muridnya yang memanfaatkan laboratorim bahasa
yang minimal 2 kali seminggu selama masing-masing 20 menit dengan kelompok
belajar lain yang tak menggunakan laboratorium bahasa dan hanya menggunakan
metode membaca saja. Hasilnya kelompok murid Lorge lebih fasih dalam intonasi
dan pemahaman bahasa asing tersebut dibandingkan murid yang tak memakai
laboratorium bahasa.
Lalu penelitian terkini yaitu
pada era 70an tentang penggunaan media pembelajaran audio lebih mengutamakan
kepada setiap individu-individu dan tutorial media pembelajaran audio (Postlethwaite, 1969). Kebanyakan studi tentang penelitian
ini adalah para peneliti lebih menekankan tentang efek yang ditimbulkan dari
bakat yang dimiliki oleh seorang peserta didik terhadap desain pembelajaran
yang diberikan kepadanya. Sebagai contoh Kroll (1974) melakukan studi
penelitian tentang ke efektivitasan relative tentang menulis dan pembelajaran
individual pada tingkat sekolah menengah. Dalam studinya Kroll melakukan
penelitian dengan membandingkan hasil belajar atau interaksi antara tinggi
rendahnya kemampuan seseorang dalam membaca dengan kemampuan seseorang terhadap
mendengar atau menangkap suatu informasi. Dari penelitian yang dilakukan
oleh Kroll, ia mendapatkan hipotesis bahwa dengan mendengarkan audio yang
berasal dari radio tape bagi orang-orang yang memiliki kemampuan rendah
dalam membaca akan menambah kemampuan mereka dalam mendengarkan atau menerima
informasi lebih baik, mereka akan mendapatkan hasil yang sama dengan
orang-orang yang mempunyai kemampuan menulis yang cukup tinggi. Sedangkan
hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa orang-orang dengan kemampuan
membaca yang tinggi akan mempelajari lebih banyak informasi dibandingkan jika
mereka menggunakan kemampuan mereka dalam mendengarkan informasi, dan ini
menunjukan bahwa kelemahan mereka dalam membaca lebih sedikit dibandingkan jika
mereka harus menggunakan kemampuan mereka dalam hal mendengarkan melalui media
audio. Dengan kata lain begitu juga sebaliknya dengan orang-orang yang
mempunyai kelebihan dalam hal listening skill.
Lalu mintzes (1975) meninjau kembali beberapa
penelitian yang menggunakan media pembelajaran audio dalam dunia perkuliahan
ilmiah. Ia menyatakan bahwa bukti yang nyata tentang hubungan antara bakat dan
prestasi siswa dalam penggunaan audio itu terbatas. Akan tetapi, dari empat belas tahun yang ia
habiskan untuk meninjau kembali penelitian-penelitian tentang audio ia mampu
membuat dua generalisasi yaitu : background yang kuat atau bakat dalam bidang
ilmiah, biologi, dan matematika sangat berpengaruh terhadap prestasi mata
pelajaran biologi yang memanfaatkan media audio; dan variable-variabel
seperti perguruan tinggi, tingkat perguruan tinggi, dan grade point perguruan
tinggi tersebut akan membantu kita dalam memprediksi tingkat keberhasilan
siswa.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa :
- Peserta didik dapat belajar menggunakan media audio sebagai media pembelajaran.
- Penggunaan media audio akan berlangsung sangat efektif bila digunakan
- Keterampilan mendengarkan, seperti keterampilan membaca harus di asah dan dikembangkan agar penggunaan media audio dalam pembelajaran berlangsung efektif.
- Keefektivitasan penggunaan media audio tak dapat dipisahkan dari banyak variable seperti kemampuan siswa itu sendiri, dan bahan atau materi tersebut.
Referensi
Thompson, Ann D dkk. 1992. Educational Technology ‘A Review Of The
Research’. Association for Educational Communications and
Technology:Washington DC.
0 comments:
Post a Comment