Selamat Datang, Selamat Belajar, Semoga Bermanfaat!

Saturday, January 7, 2012

Posted by nivo's blog On 10:10 AM

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Budaya merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi cara berpikir dan bertingkah laku setiap individu. Dalam kaitannya dengan pendidikan, perkembangan budaya telah membawa pengaruh yang besar dalam dunia pendidikan, khususnya dalam perkembangan penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.
Disamping itu pula, dalam perkembangan budaya akan media pembelajaran yang digunakan maka diperlukannya juga perbaikan atas tenaga profesi dalam menyelenggarakan pendidikan. Seperti yang dilihat, masih banyaknya tenaga profesi yang belum sepenuhnya dapat mengikuti perkembangan budaya teknologi yang nantinya perkembangan teknologi tersebut sangatlah penting dalam keefektifan penyelenggaraan pendidikan.

Oleh karena itu, dalam makalah yang berjudul “Hubungan kebudayaan, media pembelajaran, dan tenaga profesi” diharapkan agar para tenaga-tenaga profesi dapat memahami adanya perkembangan budaya akan teknologi sehingga dengan begitu para tenaga-tenaga profesi tersebut dapat menggunakan berbagai media pembelajaran dalam mengefektifkan kegiatan belajar mengajar agar nantinya siswa tidak akan merasa bosan mengikuti kegiatan belajar dari awal hingga akhir pembelajaran dilaksanakan.

B. Rumusan Masalah
1.  Sejauh mana kebudayaan berpengaruh pada media pembelajaran!
2.  Apakah hubungan antara kebudayaan, media pembelajaran dan tenaga profesi dalam penyelenggaraan pendidikan?
3.  Dampak apakah yang ditimbulkan dengan adanya perkembangan budaya media pembelajaran bagi tenaga profesi dalam menyelenggarakan pendidikan?
4.  Bagaimana menyiapkan tenaga profesi agar dapat menggunakan media pembelajaran sesuai dengan perkembangan budaya?



BAB II
PEMBAHASAN

A.Kebudayaan
1.  Definisi Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.

2.  Tujuh unsur kebudayaan universal
v  Sistem Religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.
v  Sistem Organisasi Kemasyarakatan
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
v  Sistem Pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti.
v  Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem – Sistem Ekonomi
Terlahir karena manusia memiliki hawa nafsu dan keinginan yang tidak terbatas dan selalu ingin lebih.
v  Sistem Teknologi dan Peralatan
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
v  Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.
v  Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.

3.  Tiga Wujud Kebudayaan Menurut Dimensi Wujudnya
Ø Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia
Kebudayaan yang muncul dan hidup karena adanya gagasan – gagasan baru, konsep yang matang serta buah dari pikiran yang kreatif. Wujudnya dapat ditemukan dalam sebuah buku – buku, arsip dan sebagainya.
Ø Kompleks aktivitas
Aktivitas manusia dengan lingkungan sekitar dalam kegiatan sehari hari dari waktu ke waktu memunculkan sesuatu untuk diabadikan, difoto dan juga diobservasi.
Ø Wujud sebagai benda
Aktivitas manusia sehari – hari umumnya dilakukan dengan menggunakan benda sebagai sarana dan prasarana. Dari situ lahir kebudayaan dalam bentuk fisik yang konkret, bisa bergerak maupun tidak

B. Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa Yunani yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti perantara atau pengantara. Media memiliki pengertian yang beragam, namun pada intinya media adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan informasi/pesan yang disampaikan pengirim (komunikator) kepada penerima (komunikan) dengan tujuan tertentu.
Bila dikaitkan dengan dunia pendidikan atau pembelajaran yang sering disebut dengan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali.
Jenis-jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran meliputi: gambar diam, gambar gerak, rekaman bersuara, televisi, benda-benda hidup, simulasi maupun model serta instruksional berprogram ataupun CAI (Computer Assisten Instruction).

C.Tenaga Profesi
Profesi secara morfologis berasal dan di ambil dari bahasa Inggris, kata profesi adalah kata benda (n) yaitu “profession” dan punya turunan profesional (a). Profesionalisasi”, “profesionalizaztion”, dan “profesionalism‟. Profesi adalah bidang pekerjaan yang pelaksanaanya menuntut atau di landasi pendidikan keahlian, keterampilan, kejuruan tertentu. Suatu pekerjaan yang di lakukukan secara profesinal menuntut adanya keahlian dan keterampilan khusus pada pelakunya.
Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya. Artinya, ia tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. Keahlian diperoleh melalui apa yang disebut profesionalisasi, yang dilakukan baik sebelum seseorang menjalani profesi itu (pendidikan/latihan pra-jabatan) maupun setelah menjalani suatu profesi (in-service training).
Jadi, tenaga profesi dapat didefinisikan sebagai pihak-pihak yang mampu menjabat dan bekerja dengan tuntutan keahlian dalam hal mendidik dan biasanya mencakup mereka yang sudah terlatih dan sudah disiapkan secara khusus dalam melaksanakan pekerjaannya.

D.Hubungan Kebudayaan, Media Pembelajaran, dan Tenaga Profesi
Kebudayaan sebagai segala sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, secara langsung memiliki hubungan yang erat dengan media pembelajaran dan tenaga profesi.
Karena bagaimanapun juga kita telah mengenal bahwa masyarakat Indonesia sekarang ini dan di masa akan datang merupakan masyarakat yang berbudaya teknologi. Artinya bahwa adanya perkembangan teknologi yang telah berlangsung sedemikian besar dan cepatnya hingga menyebar secara luas dan mempengaruhi segenap aspek kehidupan termasuk aspek pendidikan.
Dengan adanya perkembangan tersebut diatas, maka memungkinkan untuk diselenggarakannya dan diciptakannya suatu inovasi dan pembaharuan akan media pembelajaran yang akan meningkatkan keefektifan kegiatan belajar mengajar. Khususnya hal ini diperuntukan dan perlu diperhatikan bagi tenaga profesi teknologi pendidikan yang berusaha untuk menggabungkan tuntutan akan pendidikan dan tantangan perkembangan sesuatu yang baru dan diharapkan dengan adanya sesuatu yang baru tersebut dapat menciptakan dan menambah sebuah nilai tambah dari langkah sebelumnya. Dorongan untuk melakukan hal tersebut tentunya didasarkan oleh berbagai kenyataan yang meliputi:
·   Adanya orang-orang yang belajar yang belum pernah memperoleh perhatian yang cukup tentang kebutuhan, kondisi dan tujuannya.
·   Adanya orang yang ingin belajar tetapi tidak cukup memperoleh pembelajaran dari sumber-sumber tradisional, maka perlunya sumber-sumber baru.
· Adanya sumber-sumber baru seperti orang, isi pesan, bahan, dan alat serta lingkungan.
·     Adanya kegiatan yang bersistem dalam mengembangkan sumber belajar.
·  Adanya pengelolaan atas kegiatan belajar yang memanfaatkan berbagai sumber, kegiatan menghasilkan dan atau memilih sumber belajar.
Kelima dorongan tersebut diatas merupakan gejala yang menjadi bidang garapan para teknologi pendidikan yang dilakukan dengan pendekatan isomeristik yang meliputi:
· Memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang psikologi, komunikasi, manajemen, rekayasa dan lain-lain secara bersistem.
·     Memecahkan masalah secara menyeluruh dan serempak dengan memperhatikan dan mengkaji semua kondisi dan saling keterkaitannya.
·    Digunakannya teknologi sebagai proses dan produk untuk membantu memecahkan masalah.
·    Timbulnya daya lipat atau efek sinergi, dimana penggabungan pendekatan dan atau unsur-unsur mempunyai nilai lebih dari sekadar penjumlahan.
Seusai Perang Dunia II mulai dikembangkan pengalaman di kalangan angkatan bersenjata tersebut untuk keperluan pendidikan dan pelatihan. Pada saat itu, pendidikan dalam lingkungan sekolah lebih berorientasi teoritis dan mengganggap fungsinya adalah mempersiapkan peserta didik untuk masa depan yang siap latih atau siap memasuki dunia kerja atau dengan landasan “just in case”. Untuk itu, pada zaman sekarang ini, perkembangan budaya dan teknologi sangat dirasakan begitu cepat perkembangannya dan diperlukannya tenaga profesi yang mampu untuk bergerak lebih maju mengimbangi perkembangan teknologi tersebut.
Untuk itu, bagi para tenaga profesi yang mampu bergerak mengimbangi pesatnya perkembangan kebudayaan teknologi harus mempunyai komitmen yang tinggi dalam melaksanakan tugas profesionalnya dalam menyelenggarakan proses belajar bagi setiap orang dengan dikembangkannya dan digunakannya berbagai sumber belajar selaras dengan karakteristik masing-masing pembelajar serta perkembangan lingkungan. Sebut saja, pada zaman dahulu pembelajaran hanya diperoleh dari orang-orang terpercaya yang ada di sekitar lingkungan yang dapat mendidik setiap individu. Seiring dengan perkembangan budaya dan teknologi, maka guru dan buku telah dipercaya memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan sebagai media belajar. Dan yang terakhir, adalah sekarang ini munculnya teknologi-teknologi komputer yang dapat digunakan oleh tenaga profesi dalam melaksanakan pembelajaran. Hal tersebut menjadi cermin atas apa yang dikatakan oleh Sir Eric Ashby (1972, h.9-10) tentang 4 revolusi yang terjadi dalam dunia pendidikan, yakni :
·  Revolusi pertama, orang tua/keluarga mempercayai orang lain untuk memberikan pendidikan kepada anaknya karena orang tua sudah tidak mampu untuk mendidik.
·  Revolusi kedua, guru bertanggung jawab dalam mendidik, disampaikan secara verbal/lisan, dan dilembagakan dengan berbagai ketentuan.
·     Revolusi ketiga, buku dijadikan media utama dalam pendidikan yang sejalan dengan ditemukannya mesin cetak yang memberikan informasi iconic dan numeric.
·  Revolusi empat, perkembangan teknologi yang pesat menyebabkan pesan-pesan disampaikan lebih cepat dan lebih bervariasi.
Untuk sekarang ini, dengan adanya perkembangan budaya dan teknologi, dalam bidang pendidikan tidak hanya guru yang harus bisa dan mampu menggunakan media yang tersedia untuk menunjang kegiatan mengajarnya, namun diperlukannya juga tenaga profesi lainnya seperti tenaga ahli media pendidikan. Dimana tenaga ahli media pendidikan ini bertugas dalam merancang, mengembangkan, memanfaatkan dan mengelola sumber belajar yang ada.
Dengan semakin berkembangnya kebudayaan dengan segala unsur-unsurnya, guru bukanlah satu-satunya pemegang kendali penuh dalam kegiatan belajar. Dalam kegiatan belajar, guru hanya berperan sebagai pengelola kegiatan belajar dan siswa dapat belajar dari sumber-sumber lain selain guru mereka. Sumber-sumber tersebut bisa mencakup buku, masyarakat, media sederhana dan konvensional serta media-media baru seperti radio, televisi, film, dan sebagainya.
Akan tetapi, dalam proses pembelajaran budaya-budaya yang terkait dengan media sederhana dan konvensional tidaklah dihilangkan atau dihapuskan begitu saja, karena bagaimanapun juga media sederhana dan konvensional tersebutlah yang menjadi cikal bakal munculnya media-media baru seperti sekarang ini. Untuk itu, dalam hal ini media sederhana dan konvensional berperan sebagai pendamping dari media-media baru seperti media komputer dan internet. Karena seperti yang diketahui bahwa seorang tenaga profesi media pembelajaran juga membutuhkan sebuah media sederhana dan konvensional untuk mentransformasikan media-media sederhana tersebut menjadi sebuah media baru sebagai media pembelajaran guna untuk mengefektifkan kegiatan belajar mengajar.
Sehingga dengan begitu, siswa memiliki pengalaman yang lebih dan kaya akan pengalaman belajarnya karena mereka tidak hanya sekadar belajar konvensional saja melainkan juga belajar dengan menggunakan model dan metode yang baru.
Seiring dengan perkembangan budaya yang semakin pesat inilah maka perlu juga diadakannya sebuah pendidikan dan pelatihan yang ditujukan bagi mereka-mereka yang berperan sebagai tenaga profesi untuk memberikan sebuah kesiapan mental tenaga profesi agar mereka mampu bekerja sebagai tenaga professional dalam hal mendidik dan mengajar.
Sebenarnya pendidikan dan pelatihan dalam bidang media pendidikan telah dilaksanakan sejak tahun 1950-an di sekolah guru (SGB dan SGA). Latihan ini diberikan dengan tujuan untuk mempersiapkan tenaga yang berkarier dalam bidang media pendidikan. Adapun tenaga yang dipersiapkan meliputi penulis naskah, produser, penilai, dan pengelola pemanfaatan siaran radio pendidikan.
Dalam lingkungan pekerjaan dirasakan perlunya setiap individu untuk terus-menerus belajar mengikuti perkembangan IPTEK dan tuntutan lingkungan dengan melakukan pelatihan atau penataran lingkungan kerja, baik itu dengan tenaga pelatih dari dalam lingkungan sendiri atau mendatangkan pelatih dari luar.
Pada hakekatnya, hubungan kebudayaan, media pembelajaran dan tenaga profesi terletak bagaimana seorang tenaga profesi mampu memanfaatkan berbagai macam media pembelajaran di tengah pesatnya perkembangan kebudayaan yang semakin cepat guna untuk mengefektifkan kegiatan belajar mengajar.


BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Kebudayaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik. Sedangkan tenaga profesi dapat didefinisikan sebagai pihak-pihak yang mampu menjabat dan bekerja dengan tuntutan keahlian dalam hal mendidik dan biasanya mencakup mereka yang sudah terlatih dan sudah disiapkan secara khusus dalam melaksanakan pekerjaannya.
Antara kebudayaan, media pembelajaran dan tenaga profesi memiliki hubungan yang erat khususnya bagaimana seorang tenaga profesi mampu memanfaatkan berbagai media untuk belajar di tengah semakin pesat dan cepatnya perkembangan budaya dan teknologi sehingga kegiatan pembelajaran tetap dapat berjalan efektif.

B. Saran
Bagi tenaga profesi tetap mengikuti perkembangan budaya dan teknologi karena budaya dan teknologi akan semakin berkembang dan ini menjadi tugas bagi tenaga profesi untuk bisa mentransformasikan berbagai kebudayaan menjadi satu tubuh yang baru tanpa meninggalkan budaya yang lama.



DAFTAR PUSTAKA

Miarso, Yusufhadi. 2005. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana
http://arikaka.com/manusia-dan-kebudayaan/
http://media-grafika.com/pengertian-media-pembelajaran/

0 comments:

Post a Comment