Selamat Datang, Selamat Belajar, Semoga Bermanfaat!

Friday, January 7, 2011

Posted by nivo's blog On 3:06 PM
BAB I
LATAR BELAKANG

Banyak sekali perubahan yang terjadi sebagai dampak munculnya globalisasi dalam kehidupan masyarakat, termasuk dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, sebut saja televisi. Televisi sebagai media informasi dan komunikasi yang merupakan bagian dari hidup manusia tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Karena masyarakat dengan mudah menerima segala informasi yang terjadi dalam kehidupan ini.
Televisi menyediakan banyak sekali menayangkan program-program, mulai dari acara bertajuk hiburan, informasi, pendidikan, dan sebagainya. Akan tetapi, akhir-akhir ini banyak sekali permasalahan yang muncul dari program yang ditayangkan oleh televisi. Masyarakat banyak menilai saat ini kebanyakkan stasiun televisi hanya menayangkan program televisi yang bersifat menghibur tanpa adanya unsur pendidikan atau edukasi. Misalnya saja program acara musik yang setiap beberapa jam ditayangkan dan ini bisa dikatakan acara musik tersebut menguasai acara televisi. Padahal, unsur pendidikan tersebutlah yang sangat dibutuhkan masyarakat, khususnya bagi orang tua yang sedang mendidik anaknya melalui program di televisi.
Oleh karena itu, dalam makalah yang berjudul “Televisi sebagai Media Pendukung Pembelajaran” ini akan dibahas sejauh mana televisi memegang peranan penting dalam sebuah pembelajaran sehingga nantinya ini akan menjadi sebuah peningkatan motivasi belajar seseorang atau peserta didik sekalipun.
  
BAB II
PEMBAHASAN

2.1   Pengertian dan Jenis Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa Yunani yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti perantara atau pengantara. Media memiliki pengertian yang beragam, namun pada intinya media adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan informasi/pesan yang disampaikan pengirim (komunikator) kepada penerima (komunikan) dengan tujuan tertentu.
Bila dikaitkan dengan dunia pendidikan atau pembelajaran yang sering disebut dengan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali.
Jenis-jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran meliputi: gambar diam, gambar gerak, rekaman bersuara, televisi, benda-benda hidup, simulasi maupun model serta instruksional berprogram ataupun CAI (Computer Assisten Instruction).

2.2   Televisi sebagai Media Pembelajaran
Televisi yang merupakan media komunikasi massa elektronik juga berperan penting sebagai fungsi pendidikan. Dimana ini adalah sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada masyarakat banyak dengan menyiarkan acara-acara tertentu secara teratur, misalnya pelajaran bahasa, matematika, sains, elektronika, dan lain-lain. Televisi dalam hal ini lebih bersifat konstruktivis karena media televisi memberikan motivasi yang tinggi bagi peserta didik dalam mencari dan menemukan pengalaman belajarnya secara optimal. Disamping itu pula, televisi juga menyiarkan berbagai acara yang diolah secara keseluruhan dalam sebuah program acara berupa sandiwara, fragmen, ceramah, film, dan sebagainya. Inilah yang disebut dengan Educational Television (ETV), yang merupakan acara pendidikan yang konten pendidikannya disisipkan ke dalam siaran televisi yang sifatnya umum dan ini termasuk ke dalam pendidikan informal. Setelah itu, muncullah sarana pendidikan formal jarak jauh yang disebut Instructional Television (ITV) yang menyediakan siaran pendidikan sepenuhnya dan menyeluruh serta ditujukan kepada para pelajar atau mahasiswa.
Pesan-pesan edukatif baik dalam aspek kognetif, apektif, ataupun psikomotor bisa dikemas dalam program televisi. Televisi menayangkan pesan-pesan instruksional seperti percobaan di laboratorium dapat diperlihatkan melalui tayangan televisi; objek yang berbahaya seperti reaksi nuklir, objek yang jauh, objek yang kecil seperti amuba, dan objek yang besar secara nyata ke dalam kelas; dan memberikan penekanan terhadap pesan-pesan khusus pada peserta didik, misalnya melalui teknik close up, penggunaan grafis/animasi serta trik-trik lainnya yang menimbulkan kesan tertentu pada sasaran sesuai dengan tujuan awal. Dalam perkembangan televisi, pada tahun 1979 Televisi Singapura berada di udara selama 133 jam setiap minggunya dengan sistem berwarna, termasuk siaran pendidikan[1]. Ini membuktikan bahwa negara Singapura telah mampu menyediakan sebagian waktu penayangan siaran televisi untuk siaran pendidikan dalam setiap minggu.
Saat ini, perkembangan televisi sebagai media pembelajaran lebih sering dikenal dengan istilah TV edukasi. Sebagai program pendidikan, TV edukasi yang dicanangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional melalui Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi pada tahun 2003 ini, bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia baik dari segi motivasi peserta didik, pendidik, maupun sekolah serta kurikulum. Karena bagaimanapun juga kemampuan atau potensi belajar seseorang lebih kepada proses melihat. Hal ini dikaji oleh sebuah lembaga kajian penyelidikan media teknologi yang mendapatkan data bahwa pembelajaran dilakukan melalui 83 persen melalui penglihatan, 11 persen melalui pendengaran, 3.5 persen melalui hidung, 1.5 peratus melalui sentuhan dan satu peratus melalui rasa.
Di Indonesia sendiri, penayangan program TV edukasi sudah bisa dirasakan dan dinikmati oleh masyarakat luas karena TV edukasi bekerja sama dengan beberapa stasiun televisi di Indonesia seperti TVRI, TPI, dan Space Toon. Meskipun jam penayangannya hanya sedikit yakni sekitar 1 jam saja, tentu dengan program seperti ini dapat menambah sedikit pengetahuan bagi peserta didik. Di Amerika Serikat, lebih dari 70 juta rumah telah terpasang program televisi The Discovery Channel yang menayangkan sisi kehidupan manusia dan pengetahuan dalam mengolah alam, teknologi, sejarah dan budaya[2]. Bahkan televisi ini mendapatkan penghargaan seperti The Emmy Award dan The Golden Cable Ace Award. Di Malaysia sendiri sejak tahun 1972 sampai sekarang TV pendidikan masih terus berlangsung dengan frekuensi siaran tujuh jam sehari, empat hari seminggu dan meliputi semua pelajaran pokok di sekolah[3]. Ini menandakan Negara Malaysia mampu untuk menyediakan program pendidikan untuk masyarakatnya di tengah perkembangan Teknologi Komunikasi dan Informasi.


1.  TVRI (Televisi Republik Indonesia)
Media televisi di Indonesia dimulai pada tahun 1962 dengan munculnya stasiun televisi TVRI pada tanggal 19 Agustus 1962 yang bertepatan dengan dilangsungkannya Asian Games di Gelanggang Olah Raga Senayan Jakarta.
Sejak tahun 1963 TVRI berjalan, stasiun televisi ini terus melakukan perubahan dan meningkatkan diri dalam berbagai bidang baik prasarana maupun sarana. Peningkatan perangkat keras serta peningkatan perangkat lunak dalam bentuk pengacaraan dan produksi siaran secara kuantitatif dan kualitatif terlihat dalam fungsi yang diemban TVRI yang bersifat informative, edukatif dan rekreatif.
TVRI sebagai cikal bakal perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang menyiarkan banyak program pendidikan saat ini sudah melembaga dalam pertelevisian di Indonesia. Hal ini terbukti adanya program TV edukasi untuk mata pelajaran matematika, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris untuk peserta didik SMP dan MTs yang disiarankan di TVRI pada hari Senin sampai Kamis pukul 07.15–09.30 dan 14.15–16.30 WIB.
Dengan adanya penayangan siaran pendidikan tersebut, dapat disimpulkan bahwa TVRI yang memiliki dua stasiun penyiaran dengan empat stasiun pemancar dan lima stasiun penghubung ini, disamping menyiarkan acara-acara berita, TVRI  juga mampu menyiarkan program-program pendidikan yang ditujukan agar dapat berkomunikasi dengan anak-anak sekaligus membuka peluang untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

2.  TPI (Televisi Pendidikan Indonesia)
Dalam perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, Televisi Pendidikan Indonesia yang dikelola oleh PT. Citra Televisi Pendidikan Indonesia (CTPI) dengan pimpinan Siti Hardiyanti Rukmana dan diresmikan penyiarannya oleh Presiden Soeharto pada tanggal 23 Januari 1991 di studio TVRI Senayan Jakarta ini terikat akan peraturan Undang-Undang No.2/1989 tentang pendidikan nasional. Ini menyebabkan TPI bekerja sama dengan Deppen dan Depdikbud di bawah naungan Pusat Teknologi Komunikasi (Pustekkom) dalam hal penayangan program pendidikan.
Sebagai televisi pendidikan, TPI memadukan 2 unsur pengelolaan dalam penyiarannya yakni ETV untuk konsumsi umum dan ITV untuk para pelajar mulai dari tingkat Dasar sampai Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Artinya, pengelolaan program pendidikan yang disiarkan TPI harus bisa lebih spesifik karena akan lebih mudah untuk menyiarkan sebuah program pendidikan.
TPI bekerja sama dengan beberapa pihak dalam menayangkan program pendidikan seperti Pusat Teknologi Komunikasi dan Pendidikan (Pustekkom) dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud) dalam menayangkan program pendidikan dasar dan menengah serta Universitas Terbuka (UT) dalam menayangkan program pendidikan tinggi.

3.  Space Toon
Space Toon sebagai televisi yang diperuntukkan untuk anak-anak dan merupakan televisi pertama yang menyajikan acara untuk anak-anak ini  telah berkembang sekitar tahun 2008.
Dalam perkembangannya, Space Toon memegang komitmen untuk terus menyiapkan siaran televisi yang menghibur dan mendidik dengan motto “Saluran Masa Depan”. Ini membuktikan bahwa Space Toon benar-benar memposisikan dirinya kepada lingkungan anak-anak sehingga mampu untuk mengarahkan anak-anak kepada hal-hal yang berpendidik tanpa menghilang unsur hiburan.
Siaran yang disajikan Space Toon berlangsung dari pukul 06.00 hingga pukul 22.00 WIB dengan sistem berulang. Artinya, siaran yang sudah ditayangkan akan diulang penayangan pada jam-jam tertentu sehingga anak-anak yang belum dapat menonton pada jam sebelumnya bisa menonton tayangan ulangnya. Salah satu siaran Space Toon yang memberikan unsur pendidikan dalam hiburan adalah planet program dengan durasi waktu 45 menit. Siaran yang sesuai dengan nama planet ini, meliputi beberapa unsur seperti: musik, kartun film cerita, olah raga, kuis, kesenian, feature, game-show, variety-show, talk-show, pengetahuan populer, dan sebagainya.

2.3   Aku Cinta Indonesia (Serial Televisi Pendidikan Pertama)
Aku Cinta Indonesia atau ACI merupakan serial televisi pendidikan pertama yang berawal dari keberhasilan pembuatan prototip program pendidikan untuk anak-anak dengan menggabungkan unsur edukatif dan hiburan seperti halnya Space Toon saat ini.
Dalam penyusunannya, serial televisi pendidikan ACI mengambil tema pendidikan watak atau karakter untuk anak-anak usia SLTP yang diproduksi sebanyak 52 episode dengan waktu penayangan seminggu sekali selama setahun penuh dengan durasi 25-28 menit setiap episode. Serial televisi ACI memuat beberapa aspek yakni aspek karakter yang meliputi kerja sama, kegigihan, kesetiakawanan, sportivitas, kejujuran, dan sebagainya. Disamping aspek karakter, terdapat pula aspek lain yang ingin diperlihatkan dari hasil penyusunan ACI seperti aspek moral Pancasila yang ditayangkan pada serial kedua dengan tema “Pendidikan moral Pancasila”.

BAB III
PENUTUP

3.1   Kesimpulan
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi memberikan pengaruh yang besar dalam dunia pendidikan, khususnya dalam menyampaikan informasi atau pesan pendidikan. Dalam hal ini, televisi sebagai media informasi tidak hanya menyediakan acara hiburan semata, tetapi juga acara bersifat edukasi seperti TV edukasi.
TV edukasi memberikan peranan yang penting dalam memotivasi anak atau peserta didik meningkatkan pengetahuan melalui program-program pendidikan yang disiarkan televisi.

3.2       Sarana
Penyelenggaraan dan pencanangan program TV edukasi memerlukan tinjauan yang matang dan sosialisasi menyebar akan pentingnya media televisi sebagai media pendukung pembelajaran.
  
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Onong Uchjana. 1993. Televisi Siaran Teori dan Praktek. Bandung: Mandar Maju
Miarso, Yusufhadi. 2005. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana
Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta: Rineka Cipta

Pengantar Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Pendidikan Dan Pembelajaran
Pemanfaatan Siaran TV Pendidikan
Penggunaan TV Pendidikan Dalam Pengajaran Dan Pembelajaran Di Kalangan Guru-Guru Di Empat Buah Sekolah Bestari Di Negeri Johor




[1] Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A. Televisi Siaran Teori dan Praktek. Bandung: Mandar Maju. 1993. h: 41
[2] Drs. Wawan Kuswandi. Komunikasi Massa (Sebuah Analisis Media Televisi). Jakarta: Rineka Cipta. 1996. h: 66
[3] Prof. Dr. Yusufhadi Miarso, M.Sc. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana. 2005. H: 380


download file disini .

0 comments:

Post a Comment