Selamat Datang, Selamat Belajar, Semoga Bermanfaat!

Friday, January 7, 2011

Posted by nivo's blog On 3:08 PM
 I.    Pengertian Pendidikan
Dalam bahasa Yunani pendidikan adalalah “Pedagogik” yaitu ilmu menuntun anak. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan memiliki kata dasar didik (mendidik), yaitu : memelihara dan memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian : proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara pendidik. Ki Hajar Dewantara (bapak pendidikan Indonesia) mendefinisikan pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.
Pendidikan bukan sekedar penyampaian materi akademis tetapi lebih menyangkut pada pembangunan karakter dari peserta didik yang mengikuti proses belajar mengajar. Guru berperan sebagai fasilitator dalam pendidikan yang bertugas sebagai pemercepat proses belajar siswa (mendorong) dan bukan berfungsi sebagai tokoh yang mendominasi pendidikan. Dalam kata lain guru mendorong muridnya untuk tumbuh berdasarkan karakter dan potensinya untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya demi kreativitas yang mengarah pada kemajuan kehidupannya.

II.    Internet dan Pendidikan
Berawal dari sebuah sejarah singkat aktivitas online melalui jaringan paket radio pada tahun 1993-1995 di Jawa Barat. Aktivitas tersebut akhirnya dapat menggabungkan sekolah-sekolah seperti STM Pembangunan di Cimahi, UNPAD, UNPAR dll menggunakan walkie talkie ke gateway di ITB. Akhirnya berlanjut pada tahun 1997-2000 dengan munculnya Jaringan AI3 Indonesia yang merupakan jaringan Internet pendidikan skala besar yang sifatnya relatif swadaya masyarakat yang pertama beroperasi di Indonesia. Kemudian melalui pengawasan Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan di Dinas Pendidikan, DR. Gatot HP, mulai dikembangkan jaringan informasi sekolah yang menjadi tempat srharing pengetahuan antar guru SMK yang mulai mengandalkan mailing list dikmenjur@yahoo.com.
Pada tahun 2004 SMK di DKI dan Jawa Barat mulai mengembangkan WAN kota dengan membuat ISP kecil agar sekolah di kota tersebut dapat mendapatkan akses internet secara bersama dengan biaya murah. Implementasi WAN tersebut akhirnya disebarkan di 30-an kota di Indonesia. WAN DKI di SMK Jayawisata yang dipimpin leh Bona Simanjuntak diakui sebagai salah satu kategori WAN yang baik. WAN DKI muncul sebagi salah satu contoh WAN karena dikelola oleh sumber daya manusia yang memiliki motivasi dan semangat juang untuk membangun jaringan di kotanya. Pada tahun 2005 SMK tersebut dinobatkan menjadi ICT Center terbaik di Indonesia (dari wikipedia).
Internet sepanjang millenium baru menjadi primadona baru dalam komunikasi dan digunakan di berbagai kesempatan aktivitas manusia termasuk pendidikan. Internet dan generasi muda menjadi satu kesatuan yang menarik perhatian pasar teknologi komunikasi dan informasi, hingga pada tahun 2004 PT Telkom mengeluarkan program Internet goes to scholl. Bahkan pada tahun 2006 jaringan PT Telkom dimanfaatkan sebagai sarana penunjang pembangunan jaringan pendidikan nasional di bawah kepemimpinan Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjono. Jaringan tersebut menghubungkan 464 titik (sampai 1 April 2007) yang menyambungkan 390 Dinas pendidikan kota/ kabupaten, 33 Kantor Dinas Pendidikan Propinsi, 20 Perguruan tinggi penyelenggara program teknisi, 3 unit Depdiknas Pusat, 2 PPPG, 5BPPLSP dan 1 LPMP. Pendidikan sebagai proses pengembangan karakter dan pengetahuan serta wawasan manusia sangat diharapkan dapat menyebar secara merata di seluruh Indonesia. Internet sangat diharapkan berperan secara aktif dalam hal pemerataan pendidikan itu, karena sarana komunikasi murah dan efektif yang dianggap dapat memeratakan pendidikan saat ini adalah internet. Televisi, radio, buku, koran, majalah, maupun media ruang kelas konvensional memiliki segala keterbatasan baik jangkauan, kecepatan, dan biaya, sedangkan internet sebagai media baru sementara ini dapat meminimalisir ketiga hambatan tersebut. Kelebihan yang dimiliki internet dibanding media pembelajaran lainnya adalah sebagai berikut:
1.   memudahkan peserta didik mencari bahan referensi
2.   mengurangi kendala jarak dalam penyampaian informasi
3.   memudahkan peserta didik yang memiliki kendala jarak untuk berinteraksi dengan pengajar.
4.   melatih peserta didik untuk aktif dalam sebuah forum diskusi.
5.   dapat mengubah pola dan gaya belajar peserta didik, yang biasanya pasif bisa menjadi aktif dalam sebuah pembelajaran.
6.   kemudahakan untuk proses pemerataan informasi, pengetahuan, dan pengaruh pendidikan.
7.   dari segi biaya ketika internet telah dimiliki dan dapat digunakan maka penghematan terhadap biaya komunikasi dapat dilakukan karena internet menyediakan berbagai fasilitas untuk mendukung proses komunikasi.
Sementara itu kelemahan yang dimiliki internet sebagai media pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.   Bagi mereka yang belum memiliki akses internet, pengadaan internet menjadi hal yang memerlukan investasi besar, karena pengadaan internet memerlukan pengadaan piranti pendukungnya seperti PC dan jaringan telepon/wifi/Lan.
2.   Minimnya infrastruktur pendukung internet di Indonesia sangat terbatas. Infrastuktur tersebut berupa SDM, kesiapan piranti pendukung, dan sistem pendidikan itu sendiri.
3.   Masih perlu adanya sosialisasi internet sebagai media pembelajaran.
4.   Terkadang internet bukannya membuat belajar malah untuk membuka yang lainnya seperti facebook, twitter, dll.

III.    Blended Learning
Sistem pengajaran konvensional menggunakan ruang kelas merupakan hal unik yang perlu dipertimbangkan untuk mendorong pendidikan Indonesia menjadi pendidikan virtual dengan teknologi internet. Ruang kelas dan hadirnya pengajar serta peserta didik dipandang masih perlu dilakukan karena ada proses pertukaran motivasi dan psikologi dari keduanya yang akan sulit didapat dari pendidikan virtual.
Akhirnya muncullah berbagai penerapan seperti mahasiswa hanya menggunakan internet untuk menambah referensi bahan bacaan dan tetap masuk ruang perkuliahan seperti biasa. Ada juga yang menerapkan mix dan disebut sebagai Blended Learning yang menggabungkan sistem pengajaran melalui kelas dan virtual. Bahkan ada pula yang berani memberikan kelas virtual dan menjaring 24.000 mahasiswa aktif tiap semesternya seperti Binus University.
Blended learning seharusnya mengkombinasikan secara arif, relevan dan tepat antara potensi face-to face dengan potensi teknologi informasi dan komunikasi yang demikian pesat berkembang saat ini sehingga memungkinkan:
1.    terjadinya pergeseran paradigma pembelajaran dari yang dulunya lebih berpusat pada guru menuju paradigma baru yang berpusat pada siswa (student-centered elarning).
2.    terjadinya peningkatan interaksi atau interaktifitas antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, siswa/guru dengan konten, siswa/guru dengan sumber belajar lainnya.
3.    terjadinya konvergensi antar berbagai metode, media sumber belajar serta lingkungan belajar lain yang relevan.
Blended learning juga dapat dipandang sebagai suatu kontinuum antar tatap muka konvensional sampai dengan online penuh. Dengan demikian ada beberapa bentuk kontinum blended learning, diantaranya adalah sebagai berikut:

·      Online penuh, dimana tidak ada face to face sama sekali.
·      Online penuh, tapi ada option/pilihan untuk melakukan face-toface walaupun tidak dipersyaratkan.
·      Kebanyakan online penuh, tapi ada beberapa hari tertentu dilakukan face-to-face baik di kelas atau di lab atau ditempat kerja langsung (jika itu on the job training).
·      Kebanyakan online penuh, tapi siswa tetap belajar konvensional dalam kelas atau lab setiap hari.
·      Kebanyakan belajar konvensional di kelas atau lab, tapi siswa dipersyaratkan mengikuti aktifitas online tertentu sebagai pengayaan atau tambahan.
·      Pembelajaran konvensional penuh, walaupun ada aktifitas online walaupun tidak dipersyaratkan bagi siswa untuk mengikutinya.
·      Full pembelajaran konvensional.
Internet juga dikembangkan sebagai pusat diskusi, penyebaran informasi, hingga penilaian terhadap kinerja dosen. Internet menjadi media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk memeratakan proses pendidikan dengan meminimalisir kendala jarak, waktu dan biaya. Penerapan internet di Indonesia tidak hanya masalah infrastruktutr tetapi juga paradigma pembelajaran konvensional melalui kelas. Walaupun sudah ada model Blended learning yang berusaha memadukan unsur manfaat internet dan pengajaran konvensional, tetapi pemanfaatannya dan pengetahuan untuk menggunakannnya sementara ini terbatas. Hal penting yang perlu dilakukan adalah melakukan kajian tentang internet dan pendidikan serta mengikutsertakan pengajar dan peserta didik melalui partisipasi aktif untuk memanfaatkan internet sebagai media pendidikan. Partisipasi aktif yang dimaksud adalah peserta didik dan pengajar terlibat secara aktif dalam usaha pengembangan internet untuk pendidikan.

0 comments:

Post a Comment