BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Budaya merupakan salah satu hal yang dapat
mempengaruhi cara berpikir dan bertingkah laku setiap individu. Dalam kaitannya
dengan pendidikan, perkembangan budaya telah membawa pengaruh yang besar dalam
dunia pendidikan, khususnya dalam perkembangan penggunaan media pembelajaran dalam
kegiatan belajar mengajar.
Disamping itu pula, dalam perkembangan budaya akan
media pembelajaran yang digunakan maka diperlukannya juga perbaikan atas tenaga
profesi dalam menyelenggarakan pendidikan. Seperti yang dilihat, masih
banyaknya tenaga profesi yang belum sepenuhnya dapat mengikuti perkembangan
budaya teknologi yang nantinya perkembangan teknologi tersebut sangatlah
penting dalam keefektifan penyelenggaraan pendidikan.
Oleh karena itu, dalam makalah yang berjudul
“Hubungan kebudayaan, media pembelajaran, dan tenaga profesi” diharapkan agar
para tenaga-tenaga profesi dapat memahami adanya perkembangan budaya akan
teknologi sehingga dengan begitu para tenaga-tenaga profesi tersebut dapat
menggunakan berbagai media pembelajaran dalam mengefektifkan kegiatan belajar
mengajar agar nantinya siswa tidak akan merasa bosan mengikuti kegiatan belajar
dari awal hingga akhir pembelajaran dilaksanakan.
B. Rumusan Masalah
1. Sejauh
mana kebudayaan berpengaruh pada media pembelajaran!
2. Apakah
hubungan antara kebudayaan, media pembelajaran dan tenaga profesi dalam
penyelenggaraan pendidikan?
3. Dampak
apakah yang ditimbulkan dengan adanya perkembangan budaya media pembelajaran
bagi tenaga profesi dalam menyelenggarakan pendidikan?
4. Bagaimana
menyiapkan tenaga profesi agar dapat menggunakan media pembelajaran sesuai
dengan perkembangan budaya?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.Kebudayaan
1. Definisi Kebudayaan
Kebudayaan
berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan
akal manusia. Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati
dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu bentuk
kebudayaan yang dapat kita rasakan.
2. Tujuh unsur kebudayaan universal
v Sistem
Religi
Kepercayaan
manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa
ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.
v Sistem
Organisasi Kemasyarakatan
Sistem
yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk
yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing –
masing antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
v Sistem
Pengetahuan
Sistem
yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda
sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu
disampaikan agar yang lain juga mengerti.
v Sistem
Mata Pencaharian Hidup dan Sistem – Sistem Ekonomi
Terlahir
karena manusia memiliki hawa nafsu dan keinginan yang tidak terbatas dan selalu
ingin lebih.
v Sistem
Teknologi dan Peralatan
Sistem
yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang
baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk
hidup yang lain.
v Bahasa
Sesuatu
yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk
mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang
dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.
v Kesenian
Setelah
memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi
kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
3. Tiga Wujud Kebudayaan Menurut
Dimensi Wujudnya
Ø Kompleks
gagasan, konsep, dan pikiran manusia
Kebudayaan
yang muncul dan hidup karena adanya gagasan – gagasan baru, konsep yang matang
serta buah dari pikiran yang kreatif. Wujudnya dapat ditemukan dalam sebuah
buku – buku, arsip dan sebagainya.
Ø Kompleks
aktivitas
Aktivitas
manusia dengan lingkungan sekitar dalam kegiatan sehari hari dari waktu ke
waktu memunculkan sesuatu untuk diabadikan, difoto dan juga diobservasi.
Ø Wujud
sebagai benda
Aktivitas
manusia sehari – hari umumnya dilakukan dengan menggunakan benda sebagai sarana
dan prasarana. Dari situ lahir kebudayaan dalam bentuk fisik yang konkret, bisa
bergerak maupun tidak
B. Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa Yunani yang merupakan bentuk
jamak dari kata medium yang berarti perantara atau pengantara. Media memiliki
pengertian yang beragam, namun pada intinya media adalah segala sesuatu yang
digunakan untuk menyampaikan informasi/pesan yang disampaikan pengirim
(komunikator) kepada penerima (komunikan) dengan tujuan tertentu.
Bila dikaitkan dengan dunia pendidikan atau
pembelajaran yang sering disebut dengan media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali.
Jenis-jenis media yang dapat digunakan dalam
pembelajaran meliputi: gambar diam, gambar gerak, rekaman bersuara, televisi,
benda-benda hidup, simulasi maupun model serta instruksional berprogram ataupun
CAI (Computer Assisten Instruction).
C.Tenaga
Profesi
Profesi secara morfologis berasal dan di ambil dari
bahasa Inggris, kata profesi adalah kata benda (n) yaitu “profession” dan punya
turunan profesional (a). Profesionalisasi”, “profesionalizaztion”, dan
“profesionalism‟. Profesi adalah bidang pekerjaan yang pelaksanaanya menuntut
atau di landasi pendidikan keahlian, keterampilan, kejuruan tertentu. Suatu
pekerjaan yang di lakukukan secara profesinal menuntut adanya keahlian dan
keterampilan khusus pada pelakunya.
Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang
menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya. Artinya, ia tidak bisa
dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara
khusus untuk melakukan pekerjaan itu. Keahlian diperoleh melalui apa yang
disebut profesionalisasi, yang dilakukan baik sebelum seseorang menjalani
profesi itu (pendidikan/latihan pra-jabatan) maupun setelah menjalani suatu
profesi (in-service training).
Jadi, tenaga profesi dapat didefinisikan sebagai
pihak-pihak yang mampu menjabat dan bekerja dengan tuntutan keahlian dalam hal
mendidik dan biasanya mencakup mereka yang sudah terlatih dan sudah disiapkan
secara khusus dalam melaksanakan pekerjaannya.
D.Hubungan
Kebudayaan, Media Pembelajaran, dan Tenaga Profesi
Kebudayaan sebagai segala sesuatu yang akan mempengaruhi
tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, secara langsung memiliki hubungan yang erat dengan media
pembelajaran dan tenaga profesi.
Karena
bagaimanapun juga kita telah mengenal bahwa masyarakat Indonesia sekarang ini
dan di masa akan datang merupakan masyarakat yang berbudaya teknologi. Artinya
bahwa adanya perkembangan teknologi yang telah berlangsung sedemikian besar dan
cepatnya hingga menyebar secara luas dan mempengaruhi segenap aspek kehidupan
termasuk aspek pendidikan.
Dengan
adanya perkembangan tersebut diatas, maka memungkinkan untuk diselenggarakannya
dan diciptakannya suatu inovasi dan pembaharuan akan media pembelajaran yang
akan meningkatkan keefektifan kegiatan belajar mengajar. Khususnya hal ini
diperuntukan dan perlu diperhatikan bagi tenaga profesi teknologi pendidikan
yang berusaha untuk menggabungkan tuntutan akan pendidikan dan tantangan
perkembangan sesuatu yang baru dan diharapkan dengan adanya sesuatu yang baru
tersebut dapat menciptakan dan menambah sebuah nilai tambah dari langkah
sebelumnya. Dorongan untuk melakukan hal tersebut tentunya didasarkan oleh
berbagai kenyataan yang meliputi:
· Adanya orang-orang yang belajar yang
belum pernah memperoleh perhatian yang cukup tentang kebutuhan, kondisi dan
tujuannya.
· Adanya orang yang ingin belajar
tetapi tidak cukup memperoleh pembelajaran dari sumber-sumber tradisional, maka
perlunya sumber-sumber baru.
· Adanya sumber-sumber baru seperti
orang, isi pesan, bahan, dan alat serta lingkungan.
· Adanya kegiatan yang bersistem dalam
mengembangkan sumber belajar.
· Adanya pengelolaan atas kegiatan
belajar yang memanfaatkan berbagai sumber, kegiatan menghasilkan dan atau
memilih sumber belajar.
Kelima
dorongan tersebut diatas merupakan gejala yang menjadi bidang garapan para
teknologi pendidikan yang dilakukan dengan pendekatan isomeristik yang
meliputi:
· Memadukan berbagai macam pendekatan
dari bidang psikologi, komunikasi, manajemen, rekayasa dan lain-lain secara
bersistem.
· Memecahkan masalah secara menyeluruh
dan serempak dengan memperhatikan dan mengkaji semua kondisi dan saling
keterkaitannya.
· Digunakannya teknologi sebagai
proses dan produk untuk membantu memecahkan masalah.
· Timbulnya daya lipat atau efek
sinergi, dimana penggabungan pendekatan dan atau unsur-unsur mempunyai nilai
lebih dari sekadar penjumlahan.
Seusai
Perang Dunia II mulai dikembangkan pengalaman di kalangan angkatan bersenjata
tersebut untuk keperluan pendidikan dan pelatihan. Pada saat itu, pendidikan
dalam lingkungan sekolah lebih berorientasi teoritis dan mengganggap fungsinya
adalah mempersiapkan peserta didik untuk masa depan yang siap latih atau siap
memasuki dunia kerja atau dengan landasan “just
in case”. Untuk itu, pada zaman sekarang ini, perkembangan budaya dan
teknologi sangat dirasakan begitu cepat perkembangannya dan diperlukannya
tenaga profesi yang mampu untuk bergerak lebih maju mengimbangi perkembangan
teknologi tersebut.
Untuk itu,
bagi para tenaga profesi yang mampu bergerak mengimbangi pesatnya perkembangan
kebudayaan teknologi harus mempunyai komitmen yang tinggi dalam melaksanakan
tugas profesionalnya dalam menyelenggarakan proses belajar bagi setiap orang
dengan dikembangkannya dan digunakannya berbagai sumber belajar selaras dengan
karakteristik masing-masing pembelajar serta perkembangan lingkungan. Sebut
saja, pada zaman dahulu pembelajaran hanya diperoleh dari orang-orang
terpercaya yang ada di sekitar lingkungan yang dapat mendidik setiap individu.
Seiring dengan perkembangan budaya dan teknologi, maka guru dan buku telah
dipercaya memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan sebagai
media belajar. Dan yang terakhir, adalah sekarang ini munculnya
teknologi-teknologi komputer yang dapat digunakan oleh tenaga profesi dalam
melaksanakan pembelajaran. Hal tersebut menjadi cermin atas apa yang dikatakan
oleh Sir Eric Ashby (1972, h.9-10) tentang 4 revolusi yang terjadi dalam dunia
pendidikan, yakni :
· Revolusi pertama, orang tua/keluarga
mempercayai orang lain untuk memberikan pendidikan kepada anaknya karena orang
tua sudah tidak mampu untuk mendidik.
· Revolusi kedua, guru bertanggung
jawab dalam mendidik, disampaikan secara verbal/lisan, dan dilembagakan dengan
berbagai ketentuan.
· Revolusi ketiga, buku dijadikan
media utama dalam pendidikan yang sejalan dengan ditemukannya mesin cetak yang
memberikan informasi iconic dan numeric.
· Revolusi empat, perkembangan
teknologi yang pesat menyebabkan pesan-pesan disampaikan lebih cepat dan lebih
bervariasi.
Untuk
sekarang ini, dengan adanya perkembangan budaya dan teknologi, dalam bidang
pendidikan tidak hanya guru yang harus bisa dan mampu menggunakan media yang
tersedia untuk menunjang kegiatan mengajarnya, namun diperlukannya juga tenaga
profesi lainnya seperti tenaga ahli media pendidikan. Dimana tenaga ahli media
pendidikan ini bertugas dalam merancang, mengembangkan, memanfaatkan dan
mengelola sumber belajar yang ada.
Dengan
semakin berkembangnya kebudayaan dengan segala unsur-unsurnya, guru bukanlah
satu-satunya pemegang kendali penuh dalam kegiatan belajar. Dalam kegiatan
belajar, guru hanya berperan sebagai pengelola kegiatan belajar dan siswa dapat
belajar dari sumber-sumber lain selain guru mereka. Sumber-sumber tersebut bisa
mencakup buku, masyarakat, media sederhana dan konvensional serta media-media
baru seperti radio, televisi, film, dan sebagainya.
Akan
tetapi, dalam proses pembelajaran budaya-budaya yang terkait dengan media
sederhana dan konvensional tidaklah dihilangkan atau dihapuskan begitu saja,
karena bagaimanapun juga media sederhana dan konvensional tersebutlah yang
menjadi cikal bakal munculnya media-media baru seperti sekarang ini. Untuk itu,
dalam hal ini media sederhana dan konvensional berperan sebagai pendamping dari
media-media baru seperti media komputer dan internet. Karena seperti yang
diketahui bahwa seorang tenaga profesi media pembelajaran juga membutuhkan
sebuah media sederhana dan konvensional untuk mentransformasikan media-media
sederhana tersebut menjadi sebuah media baru sebagai media pembelajaran guna
untuk mengefektifkan kegiatan belajar mengajar.
Sehingga
dengan begitu, siswa memiliki pengalaman yang lebih dan kaya akan pengalaman
belajarnya karena mereka tidak hanya sekadar belajar konvensional saja
melainkan juga belajar dengan menggunakan model dan metode yang baru.
Seiring
dengan perkembangan budaya yang semakin pesat inilah maka perlu juga
diadakannya sebuah pendidikan dan pelatihan yang ditujukan bagi mereka-mereka
yang berperan sebagai tenaga profesi untuk memberikan sebuah kesiapan mental
tenaga profesi agar mereka mampu bekerja sebagai tenaga professional dalam hal
mendidik dan mengajar.
Sebenarnya
pendidikan dan pelatihan dalam bidang media pendidikan telah dilaksanakan sejak
tahun 1950-an di sekolah guru (SGB dan SGA). Latihan ini diberikan dengan
tujuan untuk mempersiapkan tenaga yang berkarier dalam bidang media pendidikan.
Adapun tenaga yang dipersiapkan meliputi penulis naskah, produser, penilai, dan
pengelola pemanfaatan siaran radio pendidikan.
Dalam
lingkungan pekerjaan dirasakan perlunya setiap individu untuk terus-menerus
belajar mengikuti perkembangan IPTEK dan tuntutan lingkungan dengan melakukan
pelatihan atau penataran lingkungan kerja, baik itu dengan tenaga pelatih dari
dalam lingkungan sendiri atau mendatangkan pelatih dari luar.
Pada
hakekatnya, hubungan kebudayaan, media pembelajaran dan tenaga profesi terletak
bagaimana seorang tenaga profesi mampu memanfaatkan berbagai macam media
pembelajaran di tengah pesatnya perkembangan kebudayaan yang semakin cepat guna
untuk mengefektifkan kegiatan belajar mengajar.
BAB
III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Kebudayaan
itu sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia. Media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik.
Sedangkan tenaga profesi dapat didefinisikan sebagai pihak-pihak yang mampu
menjabat dan bekerja dengan tuntutan keahlian dalam hal mendidik dan biasanya
mencakup mereka yang sudah terlatih dan sudah disiapkan secara khusus dalam
melaksanakan pekerjaannya.
Antara kebudayaan, media pembelajaran dan tenaga
profesi memiliki hubungan yang erat khususnya bagaimana seorang tenaga profesi
mampu memanfaatkan berbagai media untuk belajar di tengah semakin pesat dan
cepatnya perkembangan budaya dan teknologi sehingga kegiatan pembelajaran tetap
dapat berjalan efektif.
B. Saran
Bagi tenaga profesi tetap mengikuti perkembangan
budaya dan teknologi karena budaya dan teknologi akan semakin berkembang dan
ini menjadi tugas bagi tenaga profesi untuk bisa mentransformasikan berbagai
kebudayaan menjadi satu tubuh yang baru tanpa meninggalkan budaya yang lama.
DAFTAR
PUSTAKA
Miarso,
Yusufhadi. 2005. Menyemai Benih Teknologi
Pendidikan. Jakarta: Kencana
http://arikaka.com/manusia-dan-kebudayaan/
http://media-grafika.com/pengertian-media-pembelajaran/
http://media-grafika.com/pengertian-media-pembelajaran/
0 comments:
Post a Comment