RINGKASAN QUANTUM TEACHING DALAM PEMBELAJARAN
(BOBBY DE POTTER, 2001)
Quantum
Teaching (QT) merupakan pengubahan belajar dengan menggunakan segala suasana
meriah dan berinteraksi melalui perpaduan unsur seni dan pembelajaran terarah
yang dapat dalam memaksimalkan kegiatan belajar.
Quantum
Teaching memuat lima prinsip dan model quantum teaching berupa konteks sebagai
dasar pengalaman belajar dan isi sebagai kemampuan guru dalam penyajian
belajar. Pelaksanaan quantum teaching dapat dapat dilakukan dengan langkah yang
diawali dengan menata tempat belajar, menciptakan kesadaran dan motivasi siswa
hingga pada menciptakan komunikasi yang baik dan partisipasi siswa. Sehingga
nantinya siswa dapat hidup dengan penuh tanggung jawab dan kebebasan serta
selalu membina hubungan yang baik dengan guru, sesama siswa, pegawai sekolah
dan wali murid.
Oleh
karena itu, sangat dimungkinkan setiap guru dapat menerapkan model quantum
teaching ini dalam pembelajaran di sekolah. (Sumber: Prof. Dr. H. Yatim
Riyanto, M. Pd “Quantum Teaching” dalam Paradigma
Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2010. halaman 199-214)
ABSTRAK
RIYANTO, Yatim. Quantum Teaching dalam Pembelajaran (Bobby
De Potter, 2001). 2010: 199-214. Quantum Teaching (QT) merupakan pengubahan
belajar dengan menggunakan segala suasana yang meriah dan berinteraksi dalam
memaksimalkan kegiatan belajar. Quantum Teaching menawarkan cara-cara baru yang
dapat memaksimalkan kegiatan belajar melalui perpaduan unsur seni dan
pembelajaran terarah dengan menerapkan lima prinsip dasar dalam belajar. Dengan
memadukan unsur seni, model quantum teaching hampir sama dengan sebuah simfoni
yang terdiri dari konteks sebagai dasar
yang dapat menciptakan pengalaman bermusik (belajar) yang menyeluruh serta isi yang dapat diibaratkan sebagai
lembaran kertas berisi not-not nyata (penyajian guru) dan kemampuan guru dalam
memanfaatkan bakat setiap siswa. Dalam rangka memaksimalkan kegiatan belajar,
pelaksanaan quantum teaching dapat dimulai dengan langkah-langkah berikut: menata
tempat belajar dan suasana belajar; menjelaskan pedoman yang harus diikuti
siswa; menyediakan lingkungan yang dapat memicu belajar dan meningkatkan daya
ingat siswa dengan memanfaatkan kecerdasan yang dimiliki siswa sebagai motivasi
dalam diri sehingga siswa akan memiliki keterampilan dalam membangun komunikasi
yang baik melalui berbagai media dan saluran. Setelah komunikasi antara guru
dan siswa terjalin, guru dapat melakukan proses yang dapat meningkatkan
partisipasi siswa melalui tanya jawab ataupun kegiatan belajar menggunakan
keterampilan gerak tubuh yang dapat merangsang belajar siswa. Sehingga siswa
dapat hidup dengan penuh tanggung jawab, kebebasan , keamanan dan membina
hubungan yang baik dengan guru, sesama siswa dan pegawai sekolah serta wali
murid. (Fidensius NP)
0 comments:
Post a Comment