A. Teori Komunikasi Antar Budaya
Kata ‘budaya’ berasal dari bahasa sansekerta buddhayah yang
merupakan bentuk jamak antara buddhi, yang berarti ‘budi’ atau ‘akal’.
Kebudayaan itu sendiri diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi
atau akal.
Istilah
‘culture’ berasal dari kata colere yang artinya adalah mengolah atau
mengerjakan, yang dimaksudkan kepada keahlian mengolah atau mengerjakan tanah
atau bertani. Kata ‘colere’, kemudian berubah menjadi culture, diartikan
sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam
(Soekamto, 1996: 188). Komunikasi antarbudaya memiliki perbedaan dari teori
komunikasi lainnya yaitu adanya perbedaan latar belakang pengalaman yang
relatif besar antara para komunikatornya, yang disebabkan perbedaan kebudayaan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara
dua komunikan yang berbeda latar belakang kebudayaan.
Berikut
ini adalah beberapa pengertian menurut tokoh ahli.
1. Andrea
L. Rich dan Dennis M. Ogawa dalam buku Larry A. Samovar dan Richard E. Porter Intercultural
Communication, A Reader – komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara
orang-orang yang berbeda kebudayaan,
misalnya antara suku bangsa, antar etnik dan ras, antar kelas sosial (Samovar dan Porter, 1976: 25).
misalnya antara suku bangsa, antar etnik dan ras, antar kelas sosial (Samovar dan Porter, 1976: 25).
2. Samovar
dan Porter juga mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya terjadi di antara
produser pesan dan penerima pesan yang latar belakang kebudayaannya berbeda
(Samover dan Porter, 1976: 4).
3. Charley
H. Dood mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya meliputi komunikasi yang
melibatkan peserta komunikasi yang mewakili pribadi, antarpribadi, dan
kelompok, dengan tekanan pada perbedaan latar belakang kebudayaan yang
mempengaruhi perilaku komunikasi para peserta (Dood, 1991: 5).
4. Intercultural
Comunication yang disingkat “ICC”, mengartikan komunikasi antarbudaya merupakan
interaksi antarpribadi antara seorang anggota dengan kelompok yang berbeda
kebudayaan.
5. Guo-Ming
Chen dan William J. Starosta mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya adalah
proses negosiasi atau pertukaran sistem simbolik yang membimbing perilaku
manusia dan membatasi mereka dalam menjalankan fungsinya sebagai kelompok. Komunikasi
antarbudaya itu dilakukan:
a.
Dengan negosiasi untuk melibatkan manusia di
dalam pertemuan antarbudaya yang membahas satu tema (penyampaian tema melalui
simbol) yang sedang dipertentangkan. Simbol tidak sendirinya mempunyai makna tetapi dia dapat berarti kedalam satu
konteks, dan makna-makna itu dinegosiasikan atau diperjuangkan.
b.
Melalui
pertukaran sistem simbol yang tergantung dari persetujuan antarsubjek yang
terlibat dalam komunikasi, sebuah keputusan dibuat untuk berpartisipasi dalam
proses pemberian makna yang sama.
c.
Sebagai
pembimbing perilaku budaya yang tidak terprogram namun bermanfaat karena mempunyai
pengaruh terhadap perilaku kita.
d.
Menunjukkan
fungsi sebuah kelompok sehingga kita dapat membedakan diri dari kelompok lain
dan mengindentifikasinya dengan pelbagai cara.
B.
Model Komunikasi Antarbudaya
Dari gambar diatas, dapat
disimpulkan bahwa tiga budaya diwakili dalam model ini oleh tiga bentuk
geometric yang berbeda. Budaya A dan budaya B relatif serupa dan masing –
masing diwakili oleh suatu segi empat dan suatu segi delapan tak beraturan yang
hampir menyerupai segi empat. Budaya C sangat berbeda dari budaya A dan budaya
B. Perbedaan yang lebih besar ini tampak pada bentuk melingkar budaya C dan
jarak fisik dari budaya A dan budaya B.
Dalam setiap budaya ada bentuk
lain yang agak serupa dengan bentuk budaya. Ini menunjukkan individu yang telah
dibentuk oleh budaya. Bentuk individu sedikit berbeda dari bentuk budaya yang
mempengaruhinya. Ini menunjukkan dua hal yaitu pertama, ada pengaruh–pengaruh
lain di samping budaya yang membentuk individu. Kedua, meskipun budaya
merupakan sesuatu kekuatan dominan yang mempengaruhi individu, orang–orang
dalam suatu budaya pun mempunyai sifat–sifat yang berbeda.
Penyandian dan penyandian
balik pesan antarbudaya dilukiskan oleh panah–panah yang menghubungkan
budaya–budaya itu. Panah–panah ini menunjukkan pengiriman pesan dari budaya yang
satu ke budaya lainnya. Ketika suatu pesan meninggalkan budaya dimana ia
disandi, pesan itu mengandung makna yang dikehendaki oleh penyandi (encoder).
Ini ditunjukkan oleh panah yang meninggalkan suatu budaya yang mengandung pola
yang sama seperti pola yang ada dalam individu penyandi. Ketika suatu pesan
sampai pada budaya dimana pesan itu harus disandi balik, pesan itu mengalami
suatu perubahan dalam arti pengaruh budaya penyandi balik (decoder) telah
menjadi bagian dari makna pesan. Makna yang terkandung dalam pesan yang asli
telah berubah selama fase penyandian balik dalam komunikasi antarbudaya, oleh
karena perbendaharaan perilaku komunikatif dan makna yang dimiliki decoder
tidak mengandung makna–makna budaya yang sama seperti yang dimiliki encoder.
Model tersebut menunjukkan
bahwa terdapat banyak ragam perbedaan budaya dalam komunikasi antarbudaya.
Komunikasi antarbudaya terjadi dalam banyak ragam situasi yang berkisar dari
interaksi–interaksi antara orang–orang yang berbeda secara ekstrem hingga interaksi–interaksi
antara orang–orang yang mempunyai budaya dominan yang sama tetapi mempunyai
subkultur dan subkelompok yang berbeda (Mulyana dan Rakhmat, 1998 : 20).
C.
Unsur-unsur Sosio-Budaya sebagai Bagian dari
Komunikasi Antarbudaya
Kemiripan budaya dalam persepsi
memungkinkan pemberian makna yang mirip pula terhadap suatu objek social atau
suatu peristiwa melalui cara berkomunikasi, keadaan komunikasi, bahasa dan gaya
bahasa yang digunakan dan perilaku nonverbal.
Oleh karena budaya itu
bersifat kompleks, abstrak, dan luas maka banyak aspek dan unsur budaya yang
turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya itu adalah
sebagai berikut.
1.
Persepsi
Komunikasi antarbudaya dipahami sebagai perbedaan
budaya dalam mempersepsikan objek-objek social dan kejadian-kejadian yang
terjadi pada manusia. Komunikasi antarbudaya yang ideal mengharapkan banyaknya
persamaan dalam pengalaman dan persepsi. Unsur sosio-budaya yang mempengaruhi
persepsi dalam komunikasi antarbudaya meliputi:
Ø Sistem kepercayaan (belief), niali (value), dan sikap
Dalam komunikasi
antarbudaya tidak ada hal yang benar atau hal yang salah. Misalnya, suara angin
dapat menuntun perilaku seseorang ke jalan yang benar. Kita tidak dapat
mengatakan bahwa kepercayaan itu salah, kita harus dapat mengenal dan
menghadapi kepercayaan tersebut bila kita ingin melakukan komunikasi yang
sukses.
Nilai adalah aspek
evaluatif dari system kepercayaan, nilai, dan sikap. Nilai-nilai budaya umumnya
bersifat normatif artinya nilai menjadi rujukan seseorang anggota budaya
tentang apa yang baik dan apa yang buruk, yang benar dan yang salah, yang
sejati dan palsu, positif dan negative, dan sebagainya. Misalnya, para
pengendara dituntut untuk berhenti ketika tanda lalu lintas menunjukan berhenti
dan para pekerja dituntut untuk dating di tempat kerja pada waktu yang
ditetapkan.
Ø Pandangan dunia (world view)
Pandangan dunia sangat mempengaruhi
komunikasi antarbudaya karena sebagai anggota suatu budaya setiap perilaku
komunikasi mempunyai pandangan dunia yang tertanam dalam dan pada jiwa yang
sepenuhnya dianggap benar dan ia otomatis menganggap bahwa pihak lainnya
memandang dunia sebagaimana ia memandangnya. Misalnya, pandangan dunia orang
Indian Amerika memandang kedudukan manusia bersatu dengan alam, sementara itu
orang-orang Amerika asal Eropa kelas menengah mempunyai gambaran dunia yang
berpusat pada manusia.
Ø Organisasi Sosial
Dua unit social yang dominan dalam suatu
budaya yaitu keluarga dan sekolah. Keluarga sebagai organisasi social kecil
berperan penting dan memberikan banyak pengaruh budaya kepada anak yakni sejak
pembentukan sikap pertamanya sampai pemilihan atas barang-barang mainannya;
penggunaan bahasa yakni mulai dari cara memperoleh kata hingga dialek; dan
memberikan persetujuan, dukungan, ganjaran, dan hukuman yang mempengaruhi
nilai-nilai yang anak kembangkan dan tujuan yang ingin dicapai. Sementara itu,
sekolah sebagai penyambung yang menghubungkan masa lalu dan masa depan
memelihara budaya dengan memberi tahu anggota-anggota barunya apa yang telah
terjadi, apa yang penting, dan apa yang harus diketahui seseorang sebagai
anggota budaya.
2.
Proses verbal
·
Bahasa Verbal,
bahasa dapat diartikan sebagai suatu system lambing terorganisasikan,
disepakati secara umum dan merupakan hasil belajar, yang digunakan untuk menyajikan
pengalaman-pengalaman dalam suatu komunitas geografis atau budaya. Bahasa
merupakan alat utama yang digunakan budaya untuk menyalurkan kepercayaan,
nilai, dan norma serta alat bagi komunikan yang satu untuk berinteraksi dengan
komunikan yang lainnya.
·
Pola-pola
berpikir, pola-pola berpikir suatu budaya mempengaruhi bagaimana
individu-individu dalam budaya itu berkomunikasi, yang nantinya akan
mempengaruhi bagaimana setiap orang merespons individu-individu dari suatu
budaya. Dalam hal ini, tidak diharapkan orang untuk dapat menggunakan pola-pola
berpikir yang sama, namun diharapkan mampu memahami bahwa terdapat banyak pola
berpikir dan belajar menerima pola-pola tersebut akan memudahkan komunikasi
antarbudaya itu sendiri.
3.
Proses Nonverbal
·
Perilaku Nonverbal,
komunikasi nonverbal kebanyakkan berlandaskan budaya, apa yang dilambangkan
seringkali merupakan hal yang telah berbudaya dan disebarkan kepada
anggota-anggotanya. Misalnya, lengan yang diangkat lurus ke atas dengan telapak
tangan menghadap ke muka berarti menandakan itu “stop”.
·
Konsep waktu, merupakan
filsafat tentang masa lalu, masa sekarang, masa depan, dan penting atau kurang
pentingnya waktu yang mempengaruhi komunikasi.
·
Penggunaan Ruang,
penggunaan ruang bergantung pada bagaimana cara orang menggunakan ruang sebagai
bagian dalam komunikasi, khususnya komunikasi antarpersona yang disebut
proksemika serta orientasi fisik yang turut menentukan hubungan social.
Misalnya, orang-orang Amerika lebih senang duduk berhadapan muka, sebaliknya
orang-orang Cina lebih senang duduk bersebelahan dan tidak nyaman jika duduk
berhadapan muka.
Daftar Pustaka
thank's ya infonya
ReplyDeleteurwel :)
ReplyDelete